Pages

Labels

Footer Widget 1

MITRA RENGGANIS

PERBAIKAN

Labels

Footer Widget 2

PROFIL RENGGANIS

“Rengganis Indonesia ” adalah satuan organisasi sosial, lingkungan hidup, pertanian dan pendidikan yang berbasis : profesi, aspirasi, organisasi kemasyarakatan/LSM, Organisasi ini dikekola secara Professional, Mandiri dan Transparan.

Minggu, 14 Agustus 2011

UPACARA RENUNGAN DAN ULANG JANJI HARI JADI PRAMUKA KE-50 TAHUN

Dalam rangka memperingati Hari Pramuka dan 50 Tahun Gerakan Pramuka Satuan Komunitas Pramuka Rengganis Cabang Jember telah melaksanakan Upacara Renungan dan Ulang Janji  yaitu upacara yang dilakukan dengan renungan serta pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa. tepatnya hari Sabtu tanggal 13 agustus 2011 pukul 20.00 s.d 21.45 WIB bertempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) SMP Negeri 2 Balung yang diikuti 129 peserta terdiri dari beberapa gudep dan satuan yaitu : Satuan Komunitas Rengganis, Saka Bhayangkara Balung, Saka Bhayangkara Wuluhan, Saka Wira Kartika Wuluhan, SMAN Balung, SMAN Rambipuji, SMA Baitul Arqom Balung, SMK Teknologi Balung, SMK Diponegoro Wuluhan, dan Gudep Perti STAIN Jember.Rangkaian Kegiatan kegiatan dimulai Sabtu, pukul 17.00 WIB hingga hari minggu pukul 06.00 WIB  Kegiatannya buka bersama, upacara renungan dan ulang janji dan sahur bersama. Upacara Renungan terlaksana dengan baik dipimpin Presiden Komunitas Rengganis M.A.Ghofur D, MT. Pembina menekankan pentingnya menjadikan persaudaran sebagai ujung tombak pengkaderan dan tingkatkan peran pramuka pada masyarakat untuk kemajuan bangsa, negara dan agama. Selain kegiatan tersebut Gerakan Pramuka Kwarcab Jember hari berikutnya 15 Agustus 2011 memperingati Upacara HUT Pramuka di Alun-Alun Kota Jember.

Senin, 08 Agustus 2011

Syarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka BARU Siap di Uji Coba

Kurikulum pembelajaran di Kepramukaan tertuang didalam SKU (Syarat-syarat Kecakapan Umum). SKU yang digunakan dalam Pramuka saat ini menggunakan SKU yang ditetapkan dalam SK Kwartir Nasional nomor 088 tahun 1974. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi isi dari SKU tersebut nampaknya sudah banyak yang dirasakan tidak sesuai lagi. Oleh karena itu ada upaya untuk memperbaharui materi dari SKU yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nasional (PUSDIKLATNAS) atau yang dulu dikenal dengan Lembaga Pendidikan Pramuka Nasional (LEMDIKANAS).

Saat ini tengah disosialisasikan rancangan SKU yang telah diperbaharui. saat ini sosialisasi penerapan SKU pada gugus depan tengah dilaksanakan, jika dalam pelaksanaannya di lapangan dapat berjalan dengan baik dan diterima secara mudah bagi Pramuka serta merata di seluruh Indonesia SKU tersebut baru akan di SK-kan. Cuma untuk saat ini baru SKU Siaga dan SKU Penggalang yang telah disosialisasikan, sedangkan untuk penegak akan menyusul. (SKU Penegak dan Pandega sekarang sudah dirilis dan dapat dilihat pada link di atas atau link dibawah)
Sampul Depan SKU Penggalang
Sampul Depan SKU Siaga

Secara umum SKU yang baru telah memuat materi-materi yang mutakhir, seperti materi TI (Teknologi Informasi), teknologi tepat guna seperti pengelolaan sampah dan penjernihan air. materi disusun secara tersetruktur dan berkesinambungan antara tingkatan terendah menuju tingkatan tertinggi. Secara keseluruhan isi dan struktur SKU yang baru ini cukup bagus, para pembacadapat mendownload materi SKU dibawah ini :
Selamat mencoba!
@Pusdiklatnas2010

MASKOT 50 TAHUN GERAKAN PRAMUKA

Penjelasan Makna Maskot :

Nama Maskot Si Jambul,Si Jambul diambil dari karakter atau ciri khas satwa yang dijadikan maskot yaitu Elang Jawa yang memiliki jambul diatas kepalanya.

3 helai bulu pada kepala melambangkan Trisatya,

10 helai bulu pada sayap melambangkan Dasa Dharma.

5. Helai bulu pada ekor melambangkan Pancasila.


Warna:
MASKOT 50 TAHUN GERAKAN PRAMUKA

Warna pada maskot mengambil warna-warna dominasi coklat yang sudah menjadi identitas warna Gerakan Pramuka.

Jumat, 05 Agustus 2011

Masyarakat dapat membentuk Satuan Komunitas Pramuka

Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Amran Razak menjelaskan lahirnya Undang-Undang Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010 telah memberikan semangat luar biasa kepada bangsa dan negara, khususnya kepada anggota pramuka. "Konsekwensinya pengurus Gerakan Pramuka harus lebih pro-aktif dan terbuka menerima anggota-anggota baru yang ingin mengabdi," ujar Amran, staf ahli bidang revitalisasi kepramukaan, saat membuka Rapat Kerja Gerakan Pramuka 2011 di Jakarta, hari ini.

Akhir tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani undang-undang tersebut. Di dalamnya ada aturan soal gugus depan yang berbasis pendidikan dan satuan komunitas (Sako). Satuan komunitas ini dapat dibentuk dimana saja berdasarkan pertimbangan wilayah, agama, profesi, dan kelompok lain yang selama ini belum masuk di dalam Gerakan Pramuka. Hizbul Wathan, Pandu Keadilan, Rengganis Pandu Indonesia dan Pandu Katholik misalnya, dapat membentuk satuan komunitas.

Menurut Amran, kelompok-kelompok tersebut diberi ruang oleh Undang-Undang Gerakan Pramuka untuk membuat gugus depan secara mandiri dan bebas di bawah naungan kwartir ranting hingga nasional. "Dengan membawa semangat satu pramuka untuk satu Indonesia, satu pramuka untuk satu merah putih," kata Amran, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin.

Untuk mendukung pengembangan organisasi, pemerintah -- kata Amran -- akan membangun fasilitas kantor bagi kwartir cabang pramuka (tingkat kabupaten/kota) yang belum memiliki. Dia akan mensinergikan persoalan ini dengan pemerintah daerah.

Untuk menyosialisasikan undang-undang yang baru, Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga akan mengadakan acara di Universitas Negeri Semarang, pada 25-27 Maret 2011. "Ini sosialisasi awal," kata Amran yang pernah menjadi Ketua Dewan Racana Pramuka Pandega Gugus Depan Universitas Hasanudin.

Rencananya, acara akan dibuka Wakil Presiden Boediono. Peserta yang diundang adalah seluruh ketua kwartir daerah, kwartir cabang, dinas kepemudaan dan olahraga di Tanah Air. Lalu utusan perguruan tinggi dan unsur sekolah. Akan ada pula seminar dan Perkemahan Jumat, Sabtu-Minggu bagi pramuka penegak.
UNTUNG WIDYANTO
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/19/brk,20110319-321349,id.html

PRAMUKA MASIH RELEVAN

KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Kepramukaan tetap masih relevan bagi generasi masa kini. Pendidikan pramuka bagi anak-anak muda merupakan peluang untuk membekali kehidupan mereka di masa depan, terutama dalam membawa pesan perdamaian bagi dunia.
"Pramuka memberikan petualangan dalam hidup anak-anak muda. Membantu mereka melihat bagaimana seharusnya memandang dunia"
-- Simon Rhee
 "Pramuka memberikan petualangan dalam hidup anak-anak muda. Membantu mereka melihat bagaimana seharusnya memandang dunia. Semangat kepramukaan membawa anak-anak muda dunia dapat membuat perubahan dengan mememgang pesan perdamaian. Sebab, Pramuka itu lintas dunia dan budaya, namun tetap memiliki rasa persaudaraan," kata Simon Rhee, Ketua Komite Pramuka Dunia dalam pembukaan Jambore Pramuka Dunia di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Rabu malam atau Kamis (29/7) dinihari waktu Indonesia.
 Kegiatan Pramuka haruslah merupakan kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan di luar ruangan, termasuk berkemah, merupakan kesempatan yang luar biasa bagi anak-anak muda untuk belajar beragam keterampilan hidup yang luar biasa.
Kegiatan Pramuka seharusnya penuh dengan petualangan yang merangsang minat anak-anak muda. Namun, yang terutama anggota Pramuka dari seluruh dunia diajak untuk bersama-sama menjalin pertemanan lintas batas untuk mengubah dunia menjadi lebih baik dan damai bagi semua orang.
Acara pembukaan Jambore Pramuka Dunia yang tercatat dihadiri hampir 40.000 peserta dan undangan berlangsung meriah. Meskipun Bumi Perkemhana Rinkaby sempat diguyur hujan seharian, semangat peserta untuk memulai jambore pramuka dunia tidak surut.
Dari Indonesia, hadir antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar.
Azrul Azwar meyakini pendidikan Pramuka juga tetap relevan dan penting bagi anak-anak muda Indonesia. Untuk itu, pendidikan Pramuka mesti dikembalikan kepada arti yang sebenarnya yakni sebagai pendidkan nilai-nilai dan kecakapan hidup. 
Robert Adhi Kusumaputra  & Ester Lince Napitupulu KOMPAS melaporkan dari Kristianstad, Swedia| Jumat, 29 Juli 2011 | 15:42 WIB

Kamis, 04 Agustus 2011

Simply Scouting di Jambore Pramuka Sedunia

TEMPO Interaktif, Seratus lima puluh satu batang pohon pinus yang daun dan rantingnya dipangkas berjejer membentuk huruf S. Di atasnya berkibar bendera 150 negara peserta Jambore Pramuka Sedunia Ke-22 di Kota Kristianstad, Swedia. Satu lagi adalah bendera World Organization of the Scout Movement (WOSM).

Barisan bendera yang ditambatkan pada pinus setinggi 50 meter tersebut menjadi pusat aktivitas jambore yang diselenggarakan di lahan pertanian Desa Rinkaby. Di lingkaran dalam terdapat tenda pameran setiap negara anggota WOSM. Ada pula pusat media, rumah sakit mini, toko Pramuka, dan kafe.

Pada lingkaran luar berdiri ribuan tenda untuk 39 ribu peserta, anggota Pramuka berusia 14-18 tahun. Mereka akan berkemah hingga 7 Agustus 2011.

"Swedia bangga menjadi tuan rumah peristiwa ini dan saya ucapkan selamat datang kepada orang muda dari berbagai negara," kata Raja Swedia Carl XVI Gustaf. Dia mengajak para peserta memanfaatkan waktu berharga di jambore untuk membina persahabatan.

Jambore merupakan pertemuan akbar anggota Pramuka dalam bentuk perkemahan. Jambore Pramuka Sedunia yang pertama diselenggarakan di London pada 1920. Kala itu perkemahan yang digagas Lord Baden Powell--Bapak Pramuka Sedunia--dihadiri 8.000 anggota Pramuka dari 34 negara.

Jejeran pohon pinus yang membentuk huruf S adalah akronim dari Simply Scouting. Ini adalah tema jambore di Swedia yang merupakan jawaban dari empat pertanyaan kunci. Pertama, pengalaman apa saja yang bisa diperoleh dari Jambore? Kedua, bagaimana saya memperoleh teman Pramuka sedunia? Ketiga, bagaimana kita dapat memahami perkembangan global? Terakhir, bagaimana agar ini semua terwujud?

Pada jambore kali ini, Indonesia mengirim 191 peserta yang berasal dari 27 provinsi. "Kami akan terapkan pengelolaan perkemahan yang bersih dan ramah lingkungan," kata Muhamad Ma'ruf, pembina dari Gugus Depan Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur. Dia tertarik pada sarana mandi-cuci-kakus yang bersih, lantaran kotoran manusia diolah menjadi biogas.

UNTUNG WIDYANTO (KRISTIANSTAD)
Sabtu, 30 Juli 2011 | 06:23 WIB

Tukar Menukar Masakan di Jambore Dunia

TEMPO Interaktif, Kristianstad - Anggota pramuka Indonesia yang menjadi peserta Jambore Pramuka Sedunia di Swedia makin mengenal budaya negara lain. "Saya jadi tahu cara membuat dan merasakan masakan Jerman," kata Yudia Pratidina, dari Kwartir Cabang Aceh Barat Daya.

Yudia dari Pasukan Garuda memang baru mengikuti acara Subcamp Challenge pada  Jambore yang berlangsung 27 Juli sampai 6 Agustus 2011. Jambore Dunia Ke-22 ini diikuti 39.000 pramuka dari seluruh dunia.

Pada acara yang diadakan pukul 19.00-20.30 waktu Kristianstad ini, 9 pramuka Indonesia mengunjungi tenda regu pramuka Jerman. Sebaliknya, 9 pramuka Jerman mengunjungi tenda Indonesia. Masing-masing memakan masakan yang disajikan tuan rumah.

Alina Gotz, pramuka dari Jerman mengaku senang dengan mie goreng. "Rasanya enak," kata Alina yang akan memulai semester pertama di jurusan teknik, Universitas Munich. Selama ini, dia mengetahui Indonesia dari pelajaran di sekolah. Kini dia makin mengenal Indonesia setelah mengikuti acara tersebut.

Setelah acara makan-makan, mereka ke halaman terbuka membentuk lingkaran. Masing-masing kontingen menyanyikan lagu pramuka di negaranya dan membuat permainan. "Kawan saya dari mancanegara makin bertambah," kata yudia yang mengantongi 50 nama dan alamat sahabat barunya.

Subcamp Challange juga diikuti pramuka puteri Indonesia dari Pasukan Melati. Mereka kedatangan tamu dari pramuka Belanda.
"Saya disuguhkan makanan pasta, sosis seperti bakso dan salad," kata Elissa, pramuka dari Kwartir Cabang Bandung. Dia belum pernah merasakan makanan tersebut.

Seusai makan bersama, masing-masing memperkenalkan diri. Dia belajar berhitung dan bahasa dengan rekan-rekannya dari Belanda. Termasuk juga tukar menukar badge.

Deden Syefrudin, pembina pendamping dari Indonesia menjelaskan yang memasak makanan adalah adik-adik pramuka peserta jambore yang berusia 14-18 tahun. "Kami mengajarkan bagaimana mereka menjadi tuan rumah dan tamu yang baik bagi sahabatnya dari mancanegara," kata Deden, pelatih dari Bogor.

Gijs van Cuijk, pembina dari Belanda mengaku puas dengan kegiatan Subcamp challange. "Sahabat mereka bertambah dan makin mengenal budaya negara lain," kata van Cuijk yang profesinya sebagai polisi di Apeldoorn.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar menjelaskan jambore dunia merupakan forum yang penting untuk membina persaudaraan dunia. Mereka, katanya, calon pemimpin di negaranya pada dua dasawarsa mendatang.

Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng yang hadir di arena Jambore Dunia mengaku puas dengan penampilan kontingen Indonesia. "Aneka kegiatan di sini merupakan aktivitas yang menarik kaum muda. Semuanya fun," katanya. Dia akan memperkuat dukungan pemerintah kepada Gerakan Pramuka.

UNTUNG WIDYANTO (KRISTIANSTAD)

PRAMUKA JANGAN DIWAJIBKAN

RISTIANSTAD, KOMPAS.com
Berkembangnya pendidikan pramuka di seluruh dunia utamanya karena ada kesukarelaan. Karena itu, pendidikan pramuka jangan diwajibkan bagi semua anak-anak sekolah karena hasilnya tidak maksimal.Pramuka itu dasarnya adalah kesukarelaan. Memang tidak semua anak harus jadi Pramuka. Tetapi semangat kepramukaan harus ada dalam diri setiap anak.
-- Azrul Azwar
Hal itu dikatakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar di sela-sela kunjungan ke lokasi perkemahan kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia yang berlokasi di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Kamis (29/7/2011).
Sebanyak 133 anggota pramuka Indonesia berusia 14-18 tahun ikut ambil bagian dalam jambore pramuka dunia ke-22 yang berlangsung hingga 7 Agustus mendatang.
"Pendidikan pramuka bagi anak-anak sekolah itu jangan wajib atau dipaksakan bagi semua anak. Kebijakan seperti ini yang membuat pendidikan Pramuka di sekolah gagal. Sebab, Pramuka itu dasarnya adalah kesukarelaan. Memang tidak semua anak harus jadi Pramuka. Tetapi semangat kepramukaan harus ada dalam diri setiap anak," kata Azrul.
Menurut Azrul, pembenahan utama untuk menghidupkan dan mengembangkan pendidikan pramuka dengan memperbaiki gugus depan di sekolah-sekolah. Pembina pramuka benar-benar dibekali dengan kemampuan dan kreativitas menyelenggarakan pendidikan pramuka yang menyenangkan dan menanamkan nilai-nilai serta keterampilan hidup.
Azrul mengungkapkan upaya-upaya untuk memperkuat gerakan pramuka di Indonesia, terutama di sekolah-sekolah. Pembina pramuka akan dilatih secara intensif dan mendapat sertifikasi yang diperbaharui lima tahun sekali.
Selain itu, perlu pengorganisasian yang kuat pada gugus depan di sekolah serta pemberian alat-alat Pramuka. Komite sekolah dan orang tua juga perlu dilibatkan untuk sama-sama memahami pentingnya pendidikan Pramuka untuk emmbentuk generasi muda Indonesia yang mandiri, cinta damai, dan melakukan kebaikan-kebaikan bagi sesama.
Hal lain yang penting, kata Azrul, dukungan pendanaan pendidikan Pramuka di sekolah diharpkan bisa juga diambil dari dana bantuan operasional sekolah. Pendidikan pramuka mesti dijalankan dengan tujuan yang murni, bukan karena adanya proyek nasional pendidikan karakter semata yang saat ini digandrungi pemerintah.
Azrul menekankan supaya gerakan pramuka Indonesia dijauhkan dari intervensi politik untuk kepentingan sesaat. Sebab, kepramukaan yang sejati sesungguhnya dapat membentuk karakter yang luar biasa dalam diri tiap individu. (Ester Lince Napitupulu, wartawati KOMPAS melaporkan dari Kristianstad, Swedia)

Ester Lince Napitupulu | Robert Adhi Kusumaputra | Jumat, 29 Juli 2011 | 15:50 WIB

Indonesia Promosi Budaya di Jambore Pramuka Dunia

memperkenalkan kekayaan budaya bangsa dalam pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia Ke-22 di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Swedia. Indonesia ambil bagian dengan menggelar pameran budaya dan kegiatan menjamu pimpinan perwakilan kontingen tiap negara dalam acara Indonesia Day.

Sejak Jambore Pramuka Dunia dibuka, Indonesia membuka stand pameran yang digagas Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bekerjasama dengan Kemneterian Pariwisata dan Kebudayaan.
Indonesia menampilkan warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO yakni angklung, wayang, keris, dan batik. Permainan tradisional conglak dan gasing juga diperkenalkan. Dipajang pula boneka-boneka berpakaian khas daerah dari 33 provinsi.

Peserta jambore yang hadir ke stand Indonesia diajak untuk membuat batik dan bermain angklung. Mereka yang hadir diberi sertifikat sebagai bukti telah mengikuti kursus membatik dan bermain angklung.

Puncak pengenalan budaya Indonesia ditampilkan dengan menggelar acara Indonesia Day di tenda tamu khusus di Bumi Perkemahan Rinkaby, Minggu (31/7/2011) waktu Indonesia.
Yang menjadi tuan rumah adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar serta Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Malarangeng. Para tamu khusus yang hadir antara lain Ketua Komite Pramuka Dunia Simon Rhee dan perwakilan dari organisasi pramuka wilayah Asia Pasifik.

Dalam kesempatan itu, kontingen pramuka Indonesia untuk Jambore Pramuka Dunia Ke-22 menampilkan beragam pertunjukan seni budaya. Peserta Jambore dari berbagai daerah menampilkan tari-tarian seperti saman dan pukat (Aceh), tongkat (Bangka Belitung) , hingga reog ponorogo (Jawa Timur).
Adapun penampilan yang cukup menyedot perhatian adalah permainan alat musik angklung yang ditampilkan perwakilan dari Jawa Barat. Mereka juga membawakan lagu tema Jambore Pramuka Dunia Ke-22.

Indonesia juga menyajikan makanan tradisional dengan menu sate dan soto. Kepada tamu yang hadir Indonesia menyerahkan souvenir berupa wayang dan angklung untuk tiap perwakilan tiap kontingen.
KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Indonesia